TUMOR ABDOMEN / Tumor Wilms
PENGERTIAN
Tumor abdomen merupakan
massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang mungkin membungkus pembuluh darah besar dan ureter. Secara patologi kelainan
ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi
obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi
dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya.
Tumor yang sering ditemukan
pada bayi dan anak, yaitu Tumor Wilms dan Neuroblastoma yang merupakan tumor
Retroperitonial.
Neoroblastoma adalah salah
satu tumor yang sering pada bayi dan anak. Neuroplasma yang berasal dari Neural
Ccrest ini dapat muncul dimanapun sepanjang rantai ganglion simpatik dari leher
hingga pelvis, termasuk di medula adrenal. Tumor dapat terjadi di leher,
mediastinum superior, ganglion retroperitonial, paraspinal, mdula adrenal dan
organ pelvis.
Etiologi
Penyebabnya
tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.
Tumor Wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Tumor Wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
PENYEBAB
Penyabab langsung dari
tumor sebenarnya belum di ketahui namun ada beberapa hasil kajian penelitian
menunjukkan bahwa :
-
Kelebihan
nutrisi khususnya lemak
-
Hasil
akhir metabolik dan bakterial
-
Sembelit
-
Infeksi,
trauma, hipersensivitas terhadap obat
TANDA DAN GEJALA
-
Nyeri
-
Anoreksia,
mual, lesu
-
Penurunan
berat badan
-
Pendarahan
-
Adanya pembesaran pada
organ yang ada tumor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
Uji
dubur digital
-
X – ray
-
Sigmoidoscope
-
Fiber
optik plexible scope
-
Ultra
sonografi
d. Diagnosa Keperawatan sesuai prioritas
masalah
1.
Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan.
2.
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan nyeri luka post operasi
3.
Gangguan rasa nyaman panas
berhubungan dengan proses peradangan
4.
Penurunan kemampuan rawat
diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas
5.
gangguan pola eliminasi
BAB : konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus
6.
Gangguan pemenuhan ADL
berhubungan dengan kelemahan fisik
7.
Kecemasan berhubungan
dengan koping tidak efektif
8.
Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan tirah baring yang lama
9.
Risiko infeksi berhubungan
dengan proses invasif luka
10.
Risiko gangguan pemenuhan
nutrisi berhubungan dengan intake kurang
II. Rencana Keperawatan dan Rasional
NDX No. 1 Gangguan rasa nyaman nyeri b/d teputusnya
kontinuitas jaringan.
Tujuan : Klien mengungkapkan rasa nyaman nyeri
berkurang/hilang dengan kriteria :
-
Klien mengeluh nyeri pada
luka operasi
-
Ekspresi
wajah ceria
-
Tanda-tanda vital (tekanan
darah, suhu, nadi, pernafasan) dalam batas normal
-
Hb dalam
batas normal.
Intervensi dan Rasional :
1.
Kaji dan catat lokasi,
durasi dan lamanya nyeri
R/ Mengetahuai persepsi
dan reaksi klien terhadap nyeri sebagai dasar yang efektif untuk intervensi
selanjutnya.
2.
Beri
posisi yang menyenangkan.
R/ Mengurangi penekanan pada otot dan mencegah
spasme otot yang dapat menimbulkan nyeri.
3.
Observasi tanda-tanda
vital tiap 2 jam
R/ Tanda-tanda
vital dapat berubah akibat rasa nyeri dan merupakan indicator untuk menilai
keadaan perkembangan penyakit.
4.
Anjurkan klien untuk
melakukan relaksasi : nafas dalam.
R/ Latihan
nafas dalam secara perlahan-lahan dan teratur akan membantu relaksasi otot
sehingga suplai O2 ke jaringan lancar, sehingga dapat mengurangi
nyeri.
5.
Penatalaksanaan pemberian
obat analgetik sesuai program.
R/ Antianalgetik
berfungsi untuk menghambat rangsangan nyeri agar tidak dipersepsikan, sehingga
nyeri berkurang/hilang.
NDX no.2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
luka post operasi
Tujuan : Pola tidur
teratasi dengan kriteria :
-
Klien
tidur 7-8 jam.
-
Klien
nampak ceria
Intervensi dan rasional :
1.
Kaji pola tidur dan
istirahat klien.
R/ Mengetahui gangguan
istirahat/tidur klien untuk menentukan intervensi selanjutnya.
2.
Ciptakan
lingkungan yang menyenangkan
R/ Lingkungan yang tenang
dapat memberikan ketenangan untuk tidur dan istirahat.
3.
Anjurkan klien untuk
banyak istirahat dan tidur yang cukup.
R/ Tidur yang cukup dapat
memberi rasa segar pada klien dan mempercepat proses penyembuhan
NDX no.3. Gangguan rasa nyaman panas
berhubungan dengan proses peradangan
-
Suhu
tubuh teraba normal
-
Tanda-tanda vital dalam
batas normal
Intervensi
dan rasional :
1.
Observasi tanda-tanda
vital tiap 8 jam.
R/ Vital sign dapat berubah karena adanya proses
infeksi dan sebagai pedoman untuk menentukan intervensi selanjutnya.
2.
Beri kompres dingin di
dahi, ketiak dan lipatan paha
R/ Pada kepala terdapat hipotalamus sebagai pusat
termoregulator, sedangkan pada ketiak dan lipatan paha terdapat pembuluh darah
besar.
3.
Anjurkan minum yang banyak
1500-2000 cc/hari.
R/ Untuk mengganti cairan
yang hilang lewat penguapan/evaporasi
4.
Penatalaksanaan pemberian
obat antipiretik sesuai program
R/ Antipiretik berfungsi untuk merangsang pusat
termoregulator di hipotalamus sehingga tidak mempersepsikan panas.
NDX no.4. Penurunan kemampuan rawat diri berhubungan
dengan keterbatasan aktivitas.
Tujuan : Klien
menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat diri dengan kriteria.
- Klien dapat berpakaian, mandi, BAB, BAK sendiri
-
Klien
nampak segar
Intervensi dan rasional :
1. Kaji kemampuan pasien dalam ADL-nya
R/ Untuk
mengetahui sejauhmana bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi ADL-nya.
2. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan mandi dan
berpakaian.
R/
Memungkinkan terpenuhinya kebutuhan mandi dan berpakaian agar klien dapat
memberikan rasa segar dan nyaman.
3. Lakukan aktivitas ROM execise
R/ Untuk
melatih seluruh pergerakan otot dan mencegah terjadinya atropi otot.
4.
Anjurkan klien untuk
latihan duduk dan jalan.
R/ Untuk melatih pergerakan otot dan klien tidak merasa
jenuh berada ditempat tidur.
5.
Menganjurkan klien untuk
melakukan perawatan diri secara bertahap.
R/ Perawatan diri secara bertahap dapat menumbuhkan
kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene.
NDX no.5. Gangguan
pola eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic usus.
Tujuan : Konstipasi tidak
terjadi dengan kriteria :
-
Klien mengatakan dapat BAB
dengan lancar
-
Peristaltik
usus 15-35 x/mnt
Intervensi dan rasional :
1. Kaji pola eliminasi klien
R/
Mengidentifikasi kebiasaan klien untuk memudahkan tindakan selanjutnya.
2.
Anjurkan klien minum air
1500-2000 cc/hari
R/ Intake cairan yang adekuat dapat meningkatkan keseimbangan
antara absorbsi pada kolon dan asupan cairan, sehingga mencegah terbentuknya
faeces yang keras.
3.
Anjurkan klien banyak
bergerak sesuai toleransi.
R/ Pergerakan tubuh dapat mempengaruhi peristaltic usus
untuk memperlancar BAB
NDX no.6. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan
kelemahan fisik
Tujuan : Kebutuhan
ADL-nya dapat terpenuhi dengan kriteria :
-
Klien dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan orang lain
-
Keadaan
umum baik
-
Kekuatan
otot baik
Intervensi dan rasional :
1. Kaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
R/
Mengetahui kemampuan klien dan dapat memenuhi kebutuhannya
2. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari.
R/ Bantu dan latihan yang teratur membiasakan klien
melakukan aktivitas sehari-hari.
3.
Anjurkan keluarga untuk
kooperatif dalam perawatan
R/ Keluarga dapat membantu dan bekerja sama memenuhi
kebutuhan klien dan mempercepat proses penyembuhan.
NDX no.7. Kecemasan berhubungan
dengan koping tidak efektif.
Tujuan : Kecemasan
teratasi dengan kriteria :
-
Ekspresi
wajah ceria
-
Klien tidak bertanya lagi
tentang penyakitnya.
-
Klien mempunyai harapan
untuk sembuh.
Intervensi dan rasional :
1. Kaji tingkat kecemasan
R/
Memudahkan dalam tindakan selanjutnya.
2. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan mandi dan
berpakaian.
R/ Dengan
demikian klien merasa lega karena bisa mengungkapkan perasaannya kepada
perawat.
3. Beri dorongan spiritual (moril).
R/ Bahwa
segala usaha yang dilakukan baik pengobatan dan perawatan merupakan suatu usaha
tetapi ada yang lebih berkuasa untuk menyembuhkan yaitu Tuhan YME.
NDX
no.8. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama..
Tujuan : Gangguan
integritas kulit tidak terjadi dengan kriteria :
-
Tidak
terjadi iritasi
-
Kelembaban
kulit normal
Intervensi dan rasional :
1.
Inspeksi terhadap perubahan
warna, turgor dan vaskuler.
R/ Menandakan area
sirkuliasi buruk, kerusakan yang dapat menimbulkan decubitus
2.
Jaga kebersihan kulit dan
tetap kering.
R/ Kulit yang kotor dapat menimbulkan rasa gatal sehingga
timbul keinginan untuk menggaruk.
3.
Ubah posisi klien
kiri/kanan setiap 2-3 jam
R/ Menurunkan tekanan pada edema, jaringan dengan perfusi
buruk untuk menurunkan iskemia.
4.
Anjurkan menggunakan
pakaian katun longgar.
R/ Mencegah iritasi dermal dan meningkatkan evaporasi
lembab pada kulit.
NDX no.9. Risiko infeksi berhubungan dengan Proses
invasih luka..
Tujuan :Infeksi tidak dapat terjadi dengan kriteria :
-
Luka
kering
-
Tidak
ada tanda-tanda infeksi (Dollor, kalor, tumor, rubor dan fungsiolesa)
-
Tanda-tanda
vital normal :
BP : 100/70 mmHg
Pulse : 80 x/mnt
Suhu : 360C
RR : 16-20 x/mnt
Intervensi dan rasional :
1. Kaji tanda-tanda infeksi.
R/
Mendeteksi secara dini adanya tanda-tanda infeksi untuk mengetahui perkembangan
penyakit, sehingga dapat diberikan intervensi yang cepat dan tepat.
2. Melakukan tekhnik septic dalam merawat luka
R/
Mencegah terkontaminasinya kuman organisme penyebab infeksi baik melalui alat
ataupun tangan petugas.
3. Pelaksanaan antibiotik
R/ Antibiotik bersifat menghambat/membunuh kuman
dan mempercepat proses penyembuhan.
NDX no.10. Risiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan
dengan intake kurang..
Tujuan : Pemenuhan
nutrisi dapat teratasi dengan kriteria .
-
Klien
dapat mual dan muntah
-
Intake
adekuat
-
Klien
tidak lemah
Intervensi dan rasional :
1. Memonitor intake makanan
R/
Asupan yang adekuat mempengaruhi proses penyembuhan.
2.
Pemberian kalori yang
adekuat dan makanan seimbang.
R/ Asupan kalori
membantu tubuh dalam mempertahankan hemostasis.
3.
Anjurkan klien untuk
menghabiskan porsi makanannya.
R/ Intake yang cukup dapat membantu dalam proses
penyembuhan luka operasi dan membantu dalam memperbaiki keadaan umum klien.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PRE OPERASI TU-ABDOMEN
No
|
Data Diagnosa Keperawatan
|
Kriteria Hasil/Tujuan
|
Rencana Tindakan
|
1
|
Nyeri b/d penekanan pada organ-organ
retroperitoneal, ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan nyeri pada daerah perut
DO : - Ekspresi wajah meringis
- Nyeri tekan pada perut
- TTV :
TD
N
P
S
|
Klien mengungkapkan rasa
nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria :
- Klien tidak mengeluh nyeri
- Ekspresi wajah ceria
- TTV dalam batas normal
|
1.Kaji dan catat lokasi,
durasi dan lamanya nyeri.
R/mengetahui persepsi dan reaksi klien terhadap nyeri
sebagai dasar yang efektif untuk intervensi selanjutnya.
2. Atur
posisi yang menyenangkan R/ mengurangi penekanan yang dapat menimbulkan rasa
nyeri.
3.
Observasi TTV
R/ dapat berubah akibat rasa nyeri dan
merupakan indikator untuk menilai keadaan perkemba-ngan penyakit
4. Anjurkan klien
melaku-kan relaksasi nafas dalam R/Dapat membantu relaksasi otot sehingga
suplai O2 ke jaringan lancar ––> dapat mengurangi nyeri.
5. Anjurkan klien
melakukan massage di sekitar daerah nyeri.
R/ Membantu memblok rangsangan nyeri sehingga tidak di
persepsikan ke otak
6. Penatalaksanaan
pemberian obat analgetik sesuai program nyeri sehingga dapat berkurang/hilang
|
No
|
Data
Diagnosa Keperawatan
|
Kriteria
Hasil/Tujuan
|
Rencana
Tindakan
|
2
|
Kecemasan
b/d dengan keeping organ retroperitoneal, ditandai dengan :
DS : Klien selalu bertanya tentang
penyakitnya
DO : -
Ekspresi wajah tegang
- Gelisah
|
Kecemasan
teratasi dengan kriteria :
- Ekspresi wajah ceria
-
Klien tidak bertanya
lagi tentang penyakit
- Klien mempunyai harapan untuk sembuh
|
1. Kaji
tingkat kecemasan R/ memudahkan dalam tindakan selanjutnya
2. Berikan kesempatan pada klien untuk meng-ungkapkan
perasaannya kepada perawat.
3. Beri
dorongan spiritual (moril) R/ bahwa segala usaha yang dilakukan baik
pengobatan maupun perawatan merupakan suatu usaha tetapi ada Tuhan YME.
|
3
|
Risiko
gangguan pemenuhan nutrisi b/d intake yang kurang, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh mual
- Klien mengatakan kurang nafsu makan
DO : -
Intake kurang
- Muntah (+)
- Nampak lemah
|
Kebutuhan
nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria :
-
Klien
tidak mual dan muntah
-
Intake
adekuat
-
Klien
tidak lemah
|
1. Monitor intake makanan R/ Asupan yang adekuat
mempengaruhi proses penyembuhan.
2. Pemberian kalori yang adekuat dan makanan
seimbang R/asupan kalori membantu tubuh dalam mempertahankan hemostasis.
3. Anjurkan klien untuk menghabiskan porsi makanannya.
R/ intake yang cukup
dapat membantu dalam proses penyembuhan luka operasi dan membantu dalam
memperbaiki keadaan umum klien.
4. Anjurkan klien makan dalam porsi kecil tapi sering
R/ makanan lebih mudah
dicerna dan dapat membantu intake yang adekuat.
5. Sajikan makanan dalam bentuk yang menarik dan
bervariasi sesuai kebutuhan nutrisi klien.
R/ menambah selera makan
klien untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi.
|
0 komentar:
Posting Komentar
Tulislah walau satu kata,.!!