Tumor Adneksa
TUMOR ADNEKSA
I.
KONSEP MEDIS
A. Pengertian.
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami
transformasi dan tumbuh secara ototnom, lepas dari kendali pertumbuhan sel
normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya.
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan pada
sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi, kemudian pada uterus dan ovarium
biasanya terjadi bersamaan.
Tumor adneksa adalah tumor ganas di tuba
fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium, uterus, kolorectal
dan payudara.
B. Etiologi.
Tumor adneksia kebanyakan diakibatkan
oleh infeksi yang menjalar ke atas dari uterus. Peradangan ini menyebar ke
ovarium, peritoneum, pembuluh darah pelviks, dimana kuman itu masuk ke dalam
rongga pelviks selama hubunga seksual, persalinan, aborsi sebagai akibat dari
tindakan (mis. Kerokan & leparatomi)
Organ-organ tadi akan mengalami
peradangan dan bersarang di tuba fallopi. Cairan purulent dapat berkumpul dalam
tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi penyempitan dan mengakibatkan berbagai
gangguan. Pada tuba, infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti streptokokkus,
staphilokokkus, clostridium welche dll.
C. Patologi.
HU Taymor & Hertig membagi tumor ini
menjadi 3 (tiga) jenis menurut keganasannya, yaitu :
o Jenis tumor dengan
pertumbuhan papiler, tumor belum mencapai otot tuba dan deferiensiasi sel masih
baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
o Jenis tumor dengan
pertumbuhan papiolaveolar (adenomatosa), dimana tumor telah memasuki jaringan
otot dan terlihat gambaran kelenjar.
o Jenis tumor dengan
pertumbuhan alveomedular : terlihat motosisi yang atopik dan investasi sel
ganas ke dalam saluran limfe tuba.
D. Patogenesis.
Tumor ganas pada alat reproduksi wanita
dijumpai pada semua umur (18 – 80 tahun) dengan rat-rata puncaknya pada usia 50
tahun. Kejadian paling sering pada kelompok umur 30 – 40 tahun.
E. Gejala Klinik.
Gejala yang timbul pada tumor adneksia
adalah gejala perdarahan pervagina. Pada masa reproduksi, perdarahan tersebur
biasanya terjadi antara 2 masa haid dan jumlahnya haya sedikit tetapi dapat
berlangsung terus-menerus setiap hari.
Gejala ke-2 setelah perdarahan adalah
perasaan nyeri di perut. Perasaan sakit
dapat timbul sebagai akibat distensi dinding tumor.
F. Tes Diagnostik.
a.
Pemeriksaan pelviks.
Digunakan untuk melihat perubahan pada
vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ-organ dalam khususnya ovarium
dan permukaan uterus.
b.
Test papanicolau.
Merupakan pemeriksaan sylogis yang
memungkimkan adanya sel-sel abnormal mendeteksi keganasan tumor pada tahap
awal.
c.
Ultrasonografi.
Merupakan alat diagnostik yang sangat
berguna bagi masalah-masalah ginekologi, untuk menentukan lokasi masa tumor.
d.
Endoscopy.
Dengan enoscopy dapat melihat pelviks dan
jaringan sekitarnya secara langsung.
o Colposcopy vagina
dan serviks di bawah kekuatan magnet yang rendah.
o Culdoscopy :
Pemasukan culdoscopy melalui vagina
bagian belakang ke dalam culdecor untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
o Hysteroscopy :
Pemasukan hysteroscopy melalui serviks
untuk melihat bagian dalam uterus.
o Laparoscopy :
Pemasukan melalui insisi kecil pada
dinding abdomen.
G. Penatalaksanaan Medis.
o Pembedahan .
Total heroscopy Abdominal (TNA) dan tanpa
Bilateral Salpingo Opporectomy (BSO) adalah penanganan yang sangat umum
dilakukan pada tumor/kanker ginekologi.
o Radio terapy.
Radiasi ulang intra cervical saat pra
bedah untuk mengecilkan tumor sehingga dapat menjamin tingkat keamanan saat
dilakukan pembedahan.
II.
KONSEP KEPERAWATAN.
A. Pengertian Keperawatan.
Adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit dan mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia.
Proses keperawatan adalah suatu sistem
dalam merencanakan asuhan keperawatan yang mempunyai 4 (empat) tahapan, yaitu
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tujuan perawatan :
o Membantu individu
menentukan masalah kesehatan/keperawatan yang dirasakan dengan mengajak
individu dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi meningkatkan kesehatan.
o Membantu individu
untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
o Membantu individu
mengembangkan potensinya, memelihara kesehatannya secara optimal mungkin, agar
tidak selalu tergantung kepada orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.
B. Proses Keperawatan Pada Klien dengan Tumor Adneksia.
Penkajian.
a.
Biodata Klien.
o Identitas klien
yaitu nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
lamanya menikah, alamat, diagnosa medis, tanggal masuk RS dan tanggal
pengkajian.
o Identitas
suami/penanggung.
b.
Data Biologis/Fisiologis.
o Keluhan utama :
Benjolan pada daerah abdomen.
o Riwayat keluhan
utama :
Dipaparkan tentang awal terjadinya tumor
adneksia dengan menggunakan analisa symptom PQRST, dilengkapi dengan keluhan
lain dan pengaruh keluhan terhadap aktifitas/fungsi tubuh serta usaha klien
serta usaha klien untuk mengatasi keluhan.
o Riwayat kesehatan
masa lalu:
Yang dikaji adalah riwayat penyakit yang
pernah diderita, riwayat opname, trauma, operasi, transfuse darah, alergi dan
keiasaan spesifik klien lainnya.
o Riwayat kesehatan
keluarga :
Yang dikaji adalah tiga generasi dengan
mencamtumkan genogram dimana klien berada pada generasi ketiga, riwayat
penyakit keturunan apakah ada anggota keluarga yang menderita tumor adneksa
atau ada penyakit keturunan lainnya.
o Riwayat reproduksi :
ü Riwayat haid klien
meliputi monorhe, siklus haid, durasi haid, atau perlangsungan haid (dismenore,
polimenore, oligomenore, amenore atau menometroragia).
ü Riwayat obstetri
meliputi kehamilan, persalinan dan nifas lalu, riwayat ginekologi dan KB.
c.
Riwayat ADL.
Dikaji pola kegiatan sehari-hari sebelum
dan pada saat sakit.
o Makanan : jenis makanan, frekuensi makan, nafsu
makan, makanan
pantangan dan kesukaan klien.
o Minuman : jenis dan jumlah minuman.
o Eliminasi : BAB
; frekuensi, warna, konsistensi.
BAK ; frekuensi, jumlah,
warna, bau.
o Istirahat/tidur : waktu serta jumlah jam tidur malam maupun
siang.
o Kebersihan diri :
penampilan diri, kebersihan rambut, badan, gigi/mulut, genitalia/anus, kuku
tangan/kaki serta pakaian.
o Oksigenasi : pola nafas, ada/tidaknya adanya
perubahan dalam pernafasan.
o Olahraga /aktivitas
: kegiatan olahraga dan aktivitas yang dilakukan klien.
d.
Pemeriksaan Fisik.
1.
Penampilan ibu.
2.
Tingkat kesadaran.
3.
Tinggi badan/berat badan.
4.
Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, denyut nadi, suhu
badan dan frekuensi pernafasan.
5.
Kepala dan rambut : bentuk wajah, keadaan/kebersihan rambut,keadaan/kebersihan
kulit kepala.
6.
Wajah/muka :
ekepresi wajah, ada tidaknya edema wajah/muka.
7.
Mata : kebersihan, konjuntiva dan sclera.
8.
Hidung :
kesimetrisan, secret hidung.
9.
Mulut :
mukosa bibir, lidah, ada tidaknya caries.
10.
Telinga : kebersihab telinga,
secret telinga, keadaan luar telinga.
11.
Leher :
ada tidaknya pembesaran kel. gondok, vena jugularis, dan arteri carotis.
12.
Dada :
Ø Inspeksi : bentuk dada, payudara, ekspansi paru.
Ø Palpasi : nyeri tekan, massa , ekspansi paru, tactil vremitus, ictus
cordis.
Ø Perkusi : bunyi perkusi paru/jantung, pembesaran
jantung.
Ø Auskultasi : bunyi
jantung dan bunyi nafas normal serta ada tidaknya bunyi tambahan.
13.
Abdomen :
Ø Inspeksi : pembesaran abdomen, ada tidaknya striae,
dilatasi vena.
Ø Auskultasi : bunyi peristaltik usus, ada tidaknya bising
usus/pembuluh darah.
Ø Perkusi : bunyi perkusi.
Ø Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan, massa abdomen.
14.
Genitalia (vulva/anus)
: kebersihannya, ada tidaknya flour albus, varices, kondilomata, ada
tidaknya massa
atau lesi antara rectum dan vagina.
15.
tungkai bawah :
kesimetrisan, ada tidaknya edema pretobial atau varices.
e.
Data Psikologis/Sosiologis :
Pada klien dengan tumor adneksa biasanya
ditemukan adanya perasaan cemas.
o Dikaji reaksi
emosional (respon ibu/suami) setelah penyakit didiagnosa/diketahui, begitupun
dengan respon anaknya.
o Dikaji jenis
pertolongan yang diingingkan oleh klien.
o Dikaji peranan ibu
dalam keluarga.
o Dibahas tentang
hubungan klien dengan orang lain.
f.
Data Spiritual.
Pada klien dengan tumor adneksia dikaji
tentang :
o Usaha ibu berdoa
terhadap penyakitnya.
o Pantangan menurut
keyakinan ibu selama di RS.
o Kaharusan menurut
keyakinan ibu selama di RS.
g.
Data Penunjang :
Dikaji tentang jenis-jenis pemeriksaan
penunjang, meliputi :
o Pemeriksaan
laboratorium.
o Pemeriksaan
radiologi
III.
DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Diagnosa yang dapat diambil berdasarkan
penyimpangan KDM, yaitu :
1.
Kecemasan b/d ancaman kematian.
2.
Perubahan pola nafas b/d pembesaran abdomen.
3.
Resti kerusakan integritas kulit b/d bedrest total.
4.
Perubahan pola eliminasi ; BAB b/d penurunan peristaltic
usus.
5.
Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL b/d kelemahan fisik.
IV. INTERVENSI DAN
RASIONAL.
Diagnosa yang diambil pada intervensi ini
adalah kecemasan b/d ancaman kematian.
a)
Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya.
R/ membantu
dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman
dengan tumor.
b)
Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
R/ memberikan kesempatan untuk memeriksa
rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnostik.
c)
Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan
menyentuh pasien bila tepat.
R/ memberikan keyakinan bahwa pasien tidak
sendiri atau ditolak; berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan
kepercayaan.
d)
Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan
mengklarifikasi rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk
menghadapi rasa takut ini.
R/ keterampilan koping sering dirusak
setelah diagnosis dan selama fase pengobatan yang berbeda. Dukungan dan
konseling sering perlu untuk memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa
takut dan untk meyakini bahwa strategi kontrol/koping tersedia.
e)
Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis.
Hindari memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi.
R/ dapat menurunkan ansietas dan
memungkinkan pasien membuat keputusan/pilihan berdasarkan realita.
f)
Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor
akan dibuat.
R/ menjamin system pendukung untuk pasien
dan memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat.
0 komentar:
Posting Komentar
Tulislah walau satu kata,.!!