Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Varises (Makalah)


Makalah Varises

BAB I
PENDAHULUAN

`Seiring derngan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi  serta tingginya tuntutan masyarakat luas terhadap pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas memacu keperawatan sebagai suatu disiplin ilmu yang terkait langsung dalam pelayanan kesehatan untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih profesional.
                        Pelayanan profesional tentunya didukung oleh kemampuan intelektual, keterampilan psikomotor dan sikap kesemuanya ini ditopang oleh sumber – sumber/bacaan yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam memberikan pelayanan keperawatan yang lebih baik. Dalam makalah ini membahas tentang Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami gangguan system persyarafan akibat berbagai proses patologis, dalam hal ini kami khusus membahas tentang  varises
Sistem sirkulasi yang sebagian besar mengitari tubuh mulai dari bagian kepala hingga ketungkai sanga memungkinkan terjadinya penyumbatan karena kurangnya pemahaman setelah melakukan olah raga dan langsung duduk dengan melipat tungkai.



BAB II
VARISES

A.           PENGERTIAN
                        Varises adalah vena yang melebar, memanjang dan berkelok. Vena tersebut menjadi inkompeten oleh karena dindingnya tidak elastis dan katup – katupnya rusak. Proses ini merupakan proses degenaratif. Varises terutama terjadi pada tungkai dan bisa terjadi pula pada vulva, skrotum, esophagus bagian distal dan rectum.
B.           ETIOLOGI
                        Masih belum jelas, tetapi ada peranan faktor – faktor sebagai berikut :
1.      Faktor primer adalah perubahan dinamik sendiri, bahkan kimia tertentu dan semacam hormone tertentu
2.      faktor sekunder adalah faktor hereduter ( defek dinding vena ), kehamilan/ tekanan intraabdominal meninggi dan kerusakan local akibat peradangan tromboflebitis dan atau trauma.
C.           PATOFISIOLOGI
                        Vena – vena tungkai dibagi dalam kelompok superficial dan kelompok profunda. Kelompk superficial letaknya pada permukaan, diatas fasia dan itdak ada penahanan atau penyanggahnya yaitu vena safena magna dan vena safena parva. Antara vena superficial dengan vena profunda terjadi hubungan melalui vena – vena komunikkantes. Hendaknya diingat bahwa vena – vena tungkai dan semua hubungannya mempunyai katup – katup.
D.           MANIFESTASI KLINIK
                        Varises bisa terjadi tanpa gejala apapun, sebaliknya ada varises kecil yang memberikan bermacam – macam gejala. Gejala – gejala varises adalah sebagai berikut :
1.      rasa nyeri atau rasa “ kemeng” ( jawa )
2.      rasa kejang “ kramp “. Pada varises nyeri berkurang bila pasien mengerak – gerakkan tungkainya. Hal ini harus dibedakan dengan nyeri kram pada penyakit arteri perifer yang bertambah bila pasien mengerakkan tungkai/ olahraga
3.      timbul eksim yang gatal
4.      sendi pergelangan kaki sering membengkak
5.      keluhan dari segi kosmetik.
E.           DIAGNOSTIK
         Tes klinik :
1.      menentukan kompetensi katup – katup vena superficial dan vena – vena komunikantes. Tes “ brodie trandelburg “ : vena – vena dikosongkan dengan mengangkat tungkai beberapa waktu lau muara vena safena magna ditekan dengan kuat ( atau dipasang torniket pada paha bagian atas ). Pasien disuruh berdiri, lalu tiba – tiba penekanan dilepas. Bila vena terisi dengan segera, berarti inkompeten. Kemudian tes dicoba untuk kedua kalinya, tapi penekanan jangan di lepas. Bila selama kira – kira 30 detik vena – vena terisi, maka berarti katup vena komunikantes tidak kompoten lagi.
2.      Katup – katup profunda :
a.       Tes perthes : torniket dipasang pada pangkal paha, pasien diminta berjalan – jalan berkeliling. Bila vena – vena tungkai jadi melebar berarti ada obstruksi dan bila tak melebar berarti vena – vena komunikantes profunda masih baik dan darah terus naik lewat sitem profunda.
b.      Tes perban : vena – vena superficial tungkai bawah ditekan dengan verban elastis. Pasien jalan 0 jalan 10 menit. Bila sistem profunda baik tidak akan timbul rasa nyeri. Bila ada obstruksi pasien akan merasa nyeri.
F.            KOMPLIKASI
         Komplikasi yang sering terjadi pada varises :
1.      Pigmentasi
2.      Eksim
3.      Mengalami ulserasi
4.      Perdarahan
5.      Selulitis
6.      Tromboflebitis

G.          PENATALAKSANAAN
1.      Konservatif
Dilakukan pada penderita – penderita yang tanpa komplikasi, orang muda dimana vena safena sebnarnya masih baik, dan yang tidak mungkin dilakukan tindakan pembedahan.
Caranya :
a.       supportif, memakai elastic stocking.  Panjang kaos dapat sampai lutut ( Wanita ) atau bawah lutut ( Pria )
b.      Latihan untuk memperkuat otot – otot betis, misalnya berjalan – jalan, bersepeda, berbaring dengan kaki digerak – gerakkan.
c.       Drainase postural : Kaki ditinggikan pada waktu tidur untuk mengurangi edema.
2.      Operatif ( Trendelenburg )
Operasi selalu dipikirkan bila sistem vena tidak kompoten lagi. Kontra indikasi operasi varises sama seperti kontra indikasi umum.
Kontraindikasi local ialah penderita yang baru mengalami tromboflebitis, penyakit bernanah dan adanya insufisiensi hebat pada sistea arterial. Wanita hamil sebaiknya terapi konservatif. Tetapi bila da serangan akut phlebitis atau timbul daerah pra ulserasi, bisa dioperasi pada bulan – bulan muda kehamilan.
3.      Penyuntikan ( sclerosing agent )
Dikerjalkan praoperasi bila ditakutkan varises akan pecah. Dua macam larutan yang banyak dipakai adalah mono-etanolami-oleat ( diberikan 2 ml ) dan fenol 2 % dalam gliserin 30 % ( dosis maksimin 6 ml ). Kadang – kadang juga dipakai larutan kinina uretan.
Larutan disuntikkan dari bagian distal. Dibagian proksimal dipasang torniket, agar obat tidak segera masuk kesirkulasi umu dan bisa bekerja local semaksimum mungkin.
Komplikasi terapi ini ialah : Timbul rasa sakit atau kemeng sampai beberapa jam, figmentasi ulserasi bila obat menembus keluar ( ekstravasasi ) dan kerusakan vena bila dosis berlebihan.

BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Varises adalah vena yang melebar, memanjang dan berkelok. Vena tersebut menjadi inkompeten oleh karena dindingnya tidak elastis dan katup – katupnya rusak. Proses ini merupakan proses degenaratif. Varises terutama terjadi pada tungkai dan bisa terjadi pula pada vulva, skrotum, esophagus bagian distal dan rectum.
B.     SARAN – SARAN
Dengan makalah ini diharapkan pada klien dapat mengerti tentang penyakit yang akan dialaminya sehingga memudahkan tim pelayanan kesehatan dalam hal memberikan pelayanan yang optimal dan dianjurkan untuk meluruskan kaki setelah melakukan olahraga dan meninggikannya untuk menghindari bendungan pada tungkai dan bagi sesama mahasiswa khususnya dalam bidang kesehatan dapat dijadikan pedoman dalam perkuliahan nantinya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Tulislah walau satu kata,.!!