Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Imunisasi Makalah


Mata Kuliah  : Keperawatan Anak 1
Dosen                        : Wahyuni
IMUNISASI

 
Oleh :
Nadwiyah MuhaRRikah
NH.01.09.239
A3a
 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
1.    Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan pada anak terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah kuman atau racun yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi/ anak yang disebut antigen. Dalam tubuh, antigen akan bereaksi dengan anti body sehingga terjadi kekebalan
2.    Jenis vaksin
1)    Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan
a.    Virus campak (vaksin campak)
b.    Virus polio (vaksin polio)
c.    Kuman TBC (vaksin TBC)
2)    Vaksin dari kuman yang dimatikan
a.    Bakteri pertusis (DPT)
b.    Virus polio (vaksin polio)
c.    Racun kuman TT (DPT)
d.    Vaksin dari protein : hepatitis B
3.    Macam Imunisasi
1)    Polio : penyakit polio, 4 kali pemberian
2)    Campak : penyakit serampa/ morbili, 1 kali imunisasi
3)    DPT : penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, 3 kali pemberian
4)    BCG : penyakit TBC, 1 kali pemberian
5)    Hepatitis B : penyakit hepatitis B, 1 kali pemberian
4.    Faktor yang mempengaruhi penyimpanan vaksin
1)    Suhu
Semua vaksin virus harus disimpan pada suhu dibawah 0ºC
2)    Sinar matahari
Obat yang berasal dari bahan biologik, harus dilindungi dari sinar matahari sebab vaksin akan mengalami kerusakan dalam waktu singkat.
3)    Kelembapan
Hanya berpengaruh pada obat yang disimpan secara terbuka dan penutupnya tidak sempurna.
5.    Soedjatmiko memaparkan fakta imunisasi
1)    Imunisasi merangsang kekebalan spesifik bayi dan anak
Pemberian vaksin akan merangsang peningkatan kekebalan spesifik pada bayi dan anak untuk membunuh kuman atau racun yang dihasilkan oleh kuman yang masuk ke dalam tubuh. Jadi vaksin tidak melemahkan kekebalan tubuh, tetapi justru merangsang peningkatan kekebalan tubuh yang spesifik terhadap kuman atau racun.
2)    Imunisasi mencegah penyakit berbahaya
Kalau anak tidak di imunisasi, maka tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit. Bila kuman berbahaya yang masuk bersifat ganas dan banyak, maka tubuh tidak akan mampu melawan, sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal.
3)    Imunisasi lebih praktis dan efektif cegah penyakit
Imunisasi lebih praktis, karena sangat cepat meningkatkan kekebalan spesifik tubuh bayi dan anak. Setelah diimunisasi dalam waktu 2-4 minggu, maka akan mulai terbentuk kekebalan spesifik tubuh bayi dan anak untuk melawan kuman. Sementara itu, pemberian ASI, hidup sehat, dan kebersihan lingkungan memang dapat menurunkan risiko serangan penyakit, tetapi membutuhkan waktu  berbulan-bulan untuk memperbaikinya. Sehingga lebih sulit dan lebih lama hasilnya dibandingkan imunisasi.
4)    Negara maju tetap butuh imunisasi
Negara maju dengan tingkat gizi dan lingkungan yang baik tetap melakukan imunisasi rutin pada semua bayinya, karena terbukti bermanfaat untuk bayi yang diimunisasi dan mencegah penyebaran ke anak sekitarnya. Sampai saat ini menurut data WHO, sekitar 194 negara maju maupun sedang berkembang tetap melakukan imunisasi rutin pada bayi dan balitanya.
5)    Tidak ada negara yang melarang program imunisasi
Sampai saat ini, tidak ada satupun negara yang melarang program vaksin. Semua ahli-ahli di dunia dan pemerintah yakin dan sepakat bahwa program vaksin penting dan bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit berbahaya.
6)    Vaksin imunisasi di Indonesia adalah produk lokal
Vaksin yang digunakan untuk program imunisasi di Indonesia dibuat oleh PT. Biofarma Bandung dan sudah dinyatakan aman oleh badan internasional WHO. Bahkan vaksin buatan Biofarma saat ini sudah digunakan oleh Unicef untuk lebih dari 120 negara didunia.
7)    Pasca imunisasi muncul ‘kejadian ikutan pasca imunisasi’
Setelah imunisasi kadang muncul kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) seperti demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan dan gampang rewel. Kejadian seperti itu adalah reaksi yang umum terjadi pasca imunisasi. Biasanya dalam hitungan 3-4 hari, gejala tersebut akan berangsur-angasur hilang dengan sendirinya.
8)    Setelah diimunisasi masih bisa terkena penyakit, tapi ringan
Perlindungan imunisasi memang tidak ada yang 100 persen. Artinya, setelah diimunisasi, bayi dan anak masih bisa terkena penyakit, tapi kemungkinannya sangat kecil yakni sekitar 5-15 persen.
6.    Bahaya Imunisasi menurut Islam
1)    effektif melindungi manusia dari penyakit.
Banyak penelitian medis mencatat kegagalan vaksinasi. Campak, gabag, gondong, polio, terjadi juga di pemukiman penduduk yang telah diimunisasi. Sebagai contoh, pada tahun 1989, wabah campak terjadi di sekolah yang punya tingkat vaksinasi lebih besar dari 98%. WHO juga menemukan bahwa seseorang yang telah divaksin campak, punya kemungkinan 15 kali lebih besar untuk terserang penyakit tersebut daripada yang tidak divaksin.
2)    Imunisasi merupakan sebab utama penurunan jumlah penyakit.
Kebanyakan penurunan penyakit terjadi sebelum dikenalkan imunisasi secara masal. Salah satu buktinya, penyakit-penyakit infeksi yang mematikan di AS dan Inggris mengalami penurunan rata-rata sebesar 80%, itu terjadi sebelum ada vaksinasi. The British Association for the Advancement of Science menemukan bahwa penyakit anak-anak mengalami penurunan sebesar 90% antara 1850 dan 1940, dan hal itu terjadi jauh sebelum program imunisasi diwajibkan.
3)    imunisasi benar-benar aman bagi anak-anak
Yang benar, imunisasi lebih besar bahayanya. Salah satu buktinya, pada tahun 1986, kongres AS membentuk The National Childhood Vaccine Injury Act, yang mengakui kenyataan bahwa vaksin dapat menyebabkan luka dan kematian.
4)    Racun dan Najis,?
Dr. William Hay menyatakan, “Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatannya. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.” ….. (Immunisation:The Reality behind the Myth).
5)    Makhluk Mulia Vs Hewan
Manusia merupakan makhluk yang punya banyak kelebihan. Terdapat perbedaan yang mencolok antara manusia dengan hewan tingkat rendah. Apa yang dapat diterapkan padanya tidak cocok bagi hewan, demikian juga sebaliknya. Namun, orang-orang atheis menyamakan hewan dengan manusia, sebab mereka menganut teori evolusi manusia melalui kera yang sangat “menggelikan”. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa apa yang dimiliki hewan dapat secara aman dimasukkan ke dalam tubuh manusia. Jadi, sel-sel hewan, virus, bakteri, darah, dan nanah disuntikkan ke dalam tubuh manusia. Logika setan ini adalah menjijikkan menurut Islam.
6)    Imunisasi sebagai suatu bentuk keajaiban pencegahan penyakit
Faktanya cara itu tidak lebih hanya sebagai proyek penghasil uang para dokter dan perusahaan farmasi. Dalam kenyataannya, imunisasi lebih banyak menyebabkan bahaya daripada kesehatan. Bahkan, mengacaukan proses-proses alami yang ada dalam ciptaan-Nya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Tulislah walau satu kata,.!!